Newest Post
Hantu
Kuda Jembata Randumerak
Satrio Gustiwisnumurti
Namaku
Inuk, aku ingin sedikit berbagi cerita yang menurutku cukup menyeramkan. Malam
itu aku baru saja selesai shooting
untuk lomba film pendek di SMA ku bersama
4 orang temanku, Sisil, Susi, Mirza, dan Ucup. Kami melakukan pengambilan
gambar di rumah Sisil sepulang sekolah. Pengambilan gambar selesai jam 9 malam
dan kami sudah ingin beranjak pulang namun dihentikan oleh Sisil,
“Eh jangan pulang dulu! bapakku masih beli makan.”
Dengan menahan senyum bahagia dan menggunakan nada bercanda Mirza berkata, “Waduh gausah repot-repot Sil, tau aja kalo lagi laper hahaha.”
Memang
kami semua sangat kelaparan. Bagaimana tidak? Sekolah kami full day school dan setelah pulang sekolah, kami langsung
mempersiapkan diri untuk melakukan pengambilan gambar untuk film pendek.
Sambil menunggu bapak Sisil pulang, kami mengisi waktu
dengan bercerita, ya tentu saja cerita mistis yang pernah kita alami. Menurutku
ini adalah ide yang buruk, karena meskipun aku berani pada awalnya, dengan pancingan cerita-cerita horor, rasa
takutku pun mulai bangkit. Aku terpaksa mendengarkan cerita horror
teman-temanku. ‘Benar-benar penyiksaan’ bisikku dalam hati.
Entah
mengapa saat itu naluri jahilku bergejolak. Aku mengerjai teman-temanku dengan
berpura-pura kesurupan hingga membuat teman-temanku ketakutan. Namun aku tidak
dapat menahan tawaku, akhirnya akting kesurupanku tidak dapat bertahan lama.
Sebenarnya aku hanya ingin mengalihkan pembicaraan agar teman-temanku tidak
melanjutkan cerita seram mereka.
Salah satu temanku Susi, terlihat kesal denganku. Dia
sedikit memarahiku,
“Nuk, jangan begitu.
Nanti kalo kesurupan beneran gimana?”
Aku yang penakut pun terdiam sambil membayangkan hal itu
terjadi. Keadaan jadi hening sejenak. Susi memecah keheningan dengan cerita horror
lainnya.
“Eh kalian tau tidak? Sebenernya
di jembatan Randumerak, ada penampakan.”
“Penampakan apa sus?”
tanya Ucup.
“Katanya ada yang
melihat penampakan kuda tak berkepala di sana.” Jawab Susi.
‘Lah jembatan Randumerak
kan sejalan dengan rumahku.’ batinku
“Eh? Giman gimana
kejadiannya?” tanya Sisil dengan antusias.
“Waktu itu, sekitar jam
12 malam, tetanggaku pulang kerja. Saat itu jalanan sangat sepi, kalian tahu
sendiri kan di daerah jembatan itu tidak ada rumah-rumah.” Jawab Susi.
“Terus terus?” tanyaku
dengan sedikit takut.
“Terus saat tetanggaku
akan melewati jembatan itu, dia mendengar suara cekikan, dan suara langkah kaki
kuda. Tapi dia tidak melihat ada kuda atau makhluk apapun di depannya.” kata
Susi dengan wajah yang menyeringai jahat.
“Pasti
nanti kudanya tiba-tiba nyebrang jalan kan? Itu cerita klasik Sus.” jawab Mirza
meremehkan.
Kata
Susi, saat tetangganya bercerita, ada telepon masuk jadi ia tidak menyelesaikan
ceritanya. Kami semua pun dibuat penasaran dengan akhir kisah dari hantu kuda
itu. Aku yang penakut pun merasa lega sekaligus
takut dengan apa yang menantiku di jembatan itu saat pulang nanti.
Setelah
makan, tepat jam 10 malam, kami pun langsung pulang ke rumah masing-masing. Di
tengah perjalanan aku terus memikirkan kisah yang diceritakan Susi tadi dan
menyangkal akan adanya hal tersebut. Tapi semakin dekat aku dengan jembatan
itu, aku menjadi was-was.
‘Tapi
sekarang kan masih jam 10, jadi tidak mungkin hantu itu akan keluar pada jam
segini’ batinku saat itu.
Itulah
hal yang kuyakinkan pada diriku walaupun saat itu jalanan sangat sepi dengan tak
ada satupun makhluk hidup yang terlihat. Yang kudengar hanya suara mesin sepeda
motorku dan cerita Susi yang selalu terputar dalam otakku.
Sesampainya
di jembatan itu, aku berusaha menenangkan diri. Kelima panca inderaku tiba-tiba
menjadi sangat peka. Seperti meminta kejadian yang diceritakan Susi benar
terjadi.
Aku
pun mendengar suara cekikikan kuda dan suara sepatu kuda yang menapak pada
aspal. Aku dengan reflek mencari kuda itu di depan mataku. Namun aku tak
menemukan apapun.
‘Ah
mungkin hanya pikiranku saja karena terlalu takut.’
Namun
suara itu terus ada. Setelah aku melihat spion kananku, benarlah aku melihat
seekor kuda tak berkepala sedang mengejarku dengan cepat. Tak banyak pikir aku
langsung tanpcap gas dengan secepat-cepatnya.
“AAAAAAAAHHHHHH!!!!!!!!!!”
teriakku saat itu.
Sesampai
di rumah, aku langsung pergi ke kamar adikku dan tidur bersama dengannya.
Walaupun aku tak dapat tidur karena kejadian barusan masih terngian-ngiang
dalam kepalaku.~
Posting Komentar