Newest Post

// On :Minggu, 20 Desember 2020

 

Hantu Kuda Jembata Randumerak

Satrio Gustiwisnumurti

Namaku Inuk, aku ingin sedikit berbagi cerita yang menurutku cukup menyeramkan. Malam itu aku baru saja selesai shooting untuk  lomba film pendek di SMA ku bersama 4 orang temanku, Sisil, Susi, Mirza, dan Ucup. Kami melakukan pengambilan gambar di rumah Sisil sepulang sekolah. Pengambilan gambar selesai jam 9 malam dan kami sudah ingin beranjak pulang namun dihentikan oleh Sisil,

“Eh jangan pulang dulu! bapakku masih beli makan.”

Dengan menahan senyum bahagia dan menggunakan nada bercanda Mirza berkata, “Waduh gausah repot-repot Sil, tau aja kalo lagi laper hahaha.”

Memang kami semua sangat kelaparan. Bagaimana tidak? Sekolah kami full day school dan setelah pulang sekolah, kami langsung mempersiapkan diri untuk melakukan pengambilan gambar untuk film pendek.

            Sambil menunggu bapak Sisil pulang, kami mengisi waktu dengan bercerita, ya tentu saja cerita mistis yang pernah kita alami. Menurutku ini adalah ide yang buruk, karena meskipun aku berani pada awalnya,  dengan pancingan cerita-cerita horor, rasa takutku pun mulai bangkit. Aku terpaksa mendengarkan cerita horror teman-temanku. ‘Benar-benar penyiksaan’ bisikku dalam hati.

Entah mengapa saat itu naluri jahilku bergejolak. Aku mengerjai teman-temanku dengan berpura-pura kesurupan hingga membuat teman-temanku ketakutan. Namun aku tidak dapat menahan tawaku, akhirnya akting kesurupanku tidak dapat bertahan lama. Sebenarnya aku hanya ingin mengalihkan pembicaraan agar teman-temanku tidak melanjutkan cerita seram mereka.

            Salah satu temanku Susi, terlihat kesal denganku. Dia sedikit memarahiku,

        “Nuk, jangan begitu. Nanti kalo kesurupan beneran gimana?”

            Aku yang penakut pun terdiam sambil membayangkan hal itu terjadi. Keadaan jadi hening sejenak. Susi memecah keheningan dengan cerita horror lainnya.

        “Eh kalian tau tidak? Sebenernya di jembatan Randumerak, ada penampakan.”

        “Penampakan apa sus?” tanya Ucup.

        “Katanya ada yang melihat penampakan kuda tak berkepala di sana.” Jawab Susi.

        ‘Lah jembatan Randumerak kan sejalan dengan rumahku.’ batinku

        “Eh? Giman gimana kejadiannya?” tanya Sisil dengan antusias.  

        “Waktu itu, sekitar jam 12 malam, tetanggaku pulang kerja. Saat itu jalanan sangat sepi, kalian tahu sendiri kan di daerah jembatan itu tidak ada rumah-rumah.” Jawab Susi.

        “Terus terus?” tanyaku dengan sedikit takut.

        “Terus saat tetanggaku akan melewati jembatan itu, dia mendengar suara cekikan, dan suara langkah kaki kuda. Tapi dia tidak melihat ada kuda atau makhluk apapun di depannya.” kata Susi dengan wajah yang menyeringai jahat.

“Pasti nanti kudanya tiba-tiba nyebrang jalan kan? Itu cerita klasik Sus.” jawab Mirza meremehkan.

        Kata Susi, saat tetangganya bercerita, ada telepon masuk jadi ia tidak menyelesaikan ceritanya. Kami semua pun dibuat penasaran dengan akhir kisah dari hantu kuda itu.  Aku yang penakut pun merasa lega sekaligus takut dengan apa yang menantiku di jembatan itu saat pulang nanti.

        Setelah makan, tepat jam 10 malam, kami pun langsung pulang ke rumah masing-masing. Di tengah perjalanan aku terus memikirkan kisah yang diceritakan Susi tadi dan menyangkal akan adanya hal tersebut. Tapi semakin dekat aku dengan jembatan itu, aku menjadi was-was.

‘Tapi sekarang kan masih jam 10, jadi tidak mungkin hantu itu akan keluar pada jam segini’ batinku saat itu.

        Itulah hal yang kuyakinkan pada diriku walaupun saat itu jalanan sangat sepi dengan tak ada satupun makhluk hidup yang terlihat. Yang kudengar hanya suara mesin sepeda motorku dan cerita Susi yang selalu terputar dalam otakku.

        Sesampainya di jembatan itu, aku berusaha menenangkan diri. Kelima panca inderaku tiba-tiba menjadi sangat peka. Seperti meminta kejadian yang diceritakan Susi benar terjadi.

        Aku pun mendengar suara cekikikan kuda dan suara sepatu kuda yang menapak pada aspal. Aku dengan reflek mencari kuda itu di depan mataku. Namun aku tak menemukan apapun.

‘Ah mungkin hanya pikiranku saja karena terlalu takut.’

        Namun suara itu terus ada. Setelah aku melihat spion kananku, benarlah aku melihat seekor kuda tak berkepala sedang mengejarku dengan cepat. Tak banyak pikir aku langsung tanpcap gas dengan secepat-cepatnya.

        “AAAAAAAAHHHHHH!!!!!!!!!!” teriakku saat itu.

        Sesampai di rumah, aku langsung pergi ke kamar adikku dan tidur bersama dengannya. Walaupun aku tak dapat tidur karena kejadian barusan masih terngian-ngiang dalam kepalaku.~

// Copyright © Inukazet //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //